Cara Aqiqah Anak Laki-laki dan Perempuan

Cara aqiqah anak laki-laki dan wanita pada dasarnya lumayan berbeda. Hal itu didasarkan pada dalil sampai sunnah dalam Agama Islam dalam mengerjakan aqiqah untuk anak-anak di dalam suatu keluarga.

Aqiqah adalah sebuah doktrin dan tradisi dalam Agama Islam yang menandakan lahirnya seorang anak ke dunia. Acara aqiqah tersebut seringkali cukup dilaksanakan dalam satu hari dengan serangkaian proses yang mesti dijalani sang anak bareng kedua orang tuanya.

Di dalam tata cara aqiqah yang disunnahkan tersebut terdapat syarat wajib. Salah satunya yakni adanya penyembelihan hewan ternak seperti kambing. Usai dilakukan penyembelihan tersebut, daging hewan ternak kemudian dapat dibagikan kepada sanak saudara hingga tetangga di sekitar rumah.

Lalu, sebetulnya apa dan bagaimana tata teknik aqiqah anak laki-laki dan wanita yang cocok dengan syariat Agama Islam tersebut? Simak keterangan selengkapnya yang sukses dirangkum dari sekian banyak sumber inilah ini.

Dalil tata cara Aqiqah

Secara harafiah, aqiqah memiliki makna berupa ‘memotong’ yang tak beda berasal dari kata dalam Bahasa Arab yaitu ‘Al qat’u’.

Sementara itu, menurut istilahnya aqiqah adalahproses pekerjaan menyembelih fauna ternak yang dilaksanakan pada hari ke tujuh usai bayi dicetuskan ke dunia guna memanjatkan doa dan rasa syukur untuk Allah SWT.

Satu urusan yang menjadi pembeda pada tata teknik aqiqah anak laki-laki dan wanita yakni tentang jumlah fauna ternak yang berkeinginan disembelih.

Untuk kelahiran anak laki-laki, aqiqah wajib dilakukan dengan mencukur dua ekor kambing. Sementara itu, untuk anak perempuan lumayan satu ekor kambing.

Konsep hingga tata cara aqiqah anak laki-laki dan perempuan tersebut tak lain terdapat pada dalil sesuai sunnah Islam. Beberapa di antaranya yakni sebagai berikut:

  1. “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ke tujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” (Hadist shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Darimi).
  2. “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka semeblihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (Hadits Riwayat Bukhari).
  3. “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” (Hadits Riwayat Ahmad, Tormidzi dan Ibnu Majah

Hukum Tata Cara Aqiqah

Berdasarkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah, tata teknik aqiqah itu hukumnya digolongkan menjadi dua yaitu sunnah dan wajib. Hal itu tak lain laksana yang diungkapkan pada alasan dan tafsir yang dilaksanakan oleh para berpengalaman dan ulama.

Akikah tersebut mempunyai sifat sunnah muakad atau amalan yang butuh diutamakan. Hal ini berarti bahwa bilamana sebuah family termasuk dapat melaksanakannya, maka mereka disarankan untuk mengerjakan aqiqah untuk anak-anaknya. Sementara itu, untuk yang tidak cukup mampu, akikah dapat guna tidak dilaksanakan.

akikah bersifat wajib lantaran sebuah hadist riwayat Ahmad yang berbuny
“Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ke tujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” (HR Ahmad).
Maka, aqiqah menjadi wajib lantaran anak merupakan suatu hal yang dapat membawa syafaat bagi kedua orangtuanya. Namun, hal ini pun masih menjadi perdebatan di antara para ulama.

Tata cara Aqiqah

Waktu
“Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ke tujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” (HR Ahmad).

Syarat
Berdasarkan hadist tersebut, maka waktu aqiqah yang terbaik yakni jatuh pada hari ketujuh usai sang bayi dilahirkan. Namun, para ulama menyampaikan bahwa hal tersebut dapat dilakukan pada hari ke-14 atau 21 saat terdapat suatu halangan untuk melaksanakannya di hari ketujuh.

Pembagian Daging Hewan Ternak
Hadist Aisyah r.a: “Sunnahnya dua ekor domba untuk anak laki-laki dan satu ekor domba untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya) dan disedekahkan pada hari ketujuh.” (HR Al Bayhaqi).

Berdasarkan hadist tersebut, orang yang mengemban akikah disunnahkan guna mengonsumsi daging fauna ternak yang sudah masak tersebut. Sementara, olahan daging tersebut pun disunnahkan untuk diberikan kepada semua tetangga dan fakir kurang mampu terdekat.

Prosesi Mencukur Rambut
Rasulullah menyarankan untuk memotong rambut bayi pada hari ketujuh sesudah kelahirannya. Namun, urusan itu tidak diterangkan secara lebih lanjut tentang tata teknik mencukur rambut bayi. Yang jelas, proses pencukuran itu harus dilaksanakan secara merata.

“Bismillah, Allahuma taqabbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.”

Artinya: “Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan family Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud).

Bacaan Untuk Bayi:
“U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli ‘ainin laammah.”

Artinya: “Saya perlindungkan engkau, wahai bayi dengan kalimat Allah yang prima dari tiap-tiap godaan syaitan serta tiap-tiap pandangan yang sarat kebencian.”

Baca juga: Tujuan dan Keutamaan Aqiqah