Asal Usul Tradisi Aqiqah untuk Bayi Baru Lahir

Sebelum membahas Asal Usul Tradisi Aqiqah. Kelahiran buah hati pasti jadi kebahagiaan yang tidak terhingga untuk Bapak serta Bunda. Selaku wujud rasa syukur kepada Allah Swt atas lahirnya balita ke dunia, umumnya digelarlah kegiatan aqiqah. Tetapi mengerti kah Bunda, gimana sejarahnya?

Mohammad Irsyad, Meter. Pd. I, ahli parenting Islami berkata aqiqah dicoba selaku wujud penghormatan kelahiran balita ke dunia dan bentuk syukur. Ini pula ialah wujud pergantian acara( walimah) yang dulu biasa dicoba orang- orang Jahiliyah dalam menyongsong kelahiran balita.

Baca Juga: PAKET AQIQAH ANAK LAKI-LAKI di Kota Jogja

Asal Usul Tradisi Aqiqah, Waktu Pelaksanaan Aqiqah

” Aqiqah umumnya dicoba pada hari ketujuh dari kelahiran sang anak,” kata Irsyad dalam 105 Inspirasi Nabi dalam Mendidik Anak.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah yang sudah berkata kalau dia sempat menggambarkan kalau bapaknya menggambarkan perihal berikut:

” Dulu pada masa Jahiliyah apabila balita seorang di antara kami dilahirkan. Kami menyembelih kambing serta melumurkam darah kambing itu ke kepala bayinya. Sehabis Allah merendahkan agama Islam, hingga kami diperintahkan buat menyembelih kambing serta mencukurnya dan melumurinya dengan minyak zaitun.”( HR Abu Dawud)

Dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, Samurah bin Jundub Ra meriwayatkan kalau Rasulullah Saw bersabda:” Tiap balita digadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, kemudian dicukur serta diberi nama.”

Buat penerapan aqiqah, kata Irsyad, ialah buat anak pria dengan menyembelih 2 ekor kambing. Sebaliknya buat anak wanita seekor kambing saja.

” Aqiqah ialah anjuran Nabi yang sifatnya sunnah muakkad. Maksudnya, amalan tersebut sangat disarankan buat dikerjakan,” kata Irsyad.

Irsyad mengimbau pada orang tua yang sanggup buat lekas melaksanakannya. Mengapa wajib sedini bisa jadi? Sebab bagi Ibnu Qayyim, aqiqah mempunyai banyak guna antara lain ialah qurban lillah, ialah qurban yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, melatih diri berlagak pemurah, serta mengalahkan kekikiran pada manusia.

” Membagikan jamuan makan merupakan sesuatu wujud amal pendekatan diri kepada Allah serta aqiqah melepaskan balita dari rintangan yang menghambatnya buat bisa berikan syafaat kepada kedua orang tuanya” kata Jamaal Abdur Rahman dalam Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah.

Demikian penjelasan kami terkait Asal Usul Tradisi Aqiqah. Semoga bermanfaat untuk ayah dan bunda.

Baca Juga: Bolehkah Aqiqah di hari ke 10?